Taekkyeon adalah sebuah seni bela diri tradisional yang berasal dari Korea. Taekkyeon yang mempunyai gerakan seperti orang menari dianggap sebagai cikal bakal beladiri taekwondo moderen serta merupakan salah satu olahraga yang tertua di Korea. Lukisan dinding kerajaan Goguryeo yang tergambar di situs Makam Samsil
memperlihatkan masyarakat Korea sudah mempraktikkan taekkyeon sejak
zaman Goguryeo. Seni bela diri ini kemudian dimainkan di dalam
masyarakat Silla.
Rekaman tertulis yang menuliskan catatan pertama mengenai taekkyeon
adalah buku Manmulmo atau Jaemulmo yang ditulis tahun 1790 oleh Lee Sung-ji pada masa Dinasti Joseon.
Taekkyeon pada awalnya merupkan pecahan daripada cabang beladiri lain yakni Subak.Walau sejarah awalnya kurang diketahui, taekkyeon masih dimainkan
sampai sekarang. Pada akhir abad ke-19, hanya terdapat satu-satunya
kompetisi taekkyeon yang diadakan tiap tahunnya di Korea. Pada zaman
keemasannya, taekkyeon bahkan digemari oleh raja dan banyak kompetisi
yang diselenggarakan.Namun, pada akhirnya olahraga ini dibatasi dikarenakan di setiap kompetisinya diikuti oleh perjudian pada saat itu.
Pada masa penjajahan Jepang, taekkyeon dilarang dimainkan. Semenjak didaftarkan ke dalam Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan No.76 pada tanggal 1 Juni 1983, taekkyeon mulai mengalami kebangkitan kembali.
Pada tahun 1987, seorang yang sangat berpengaruh atas perkembangan
olahraga taekkyeon, Song Duk-ki yang juga dianugerahi Harta Nasional
Bergerak oleh pemerintah Korea Selatan, tutup usia pada usia 94 tahun.Lalu pada tahun yang sama, Shin Han-seung, tokoh yang meregistrasi
taekkyeon sebagai daftar Warisan Budaya Nonbendawi juga meninggal dunia.
Sejak saat itu hanya terdapat 3 kelompok asosiasi taekkyeon, yakni The
Korea Taekgyeon Association (KTA), The Korea Traditional Taekkyeon
Association (KTTA) dan The Kyulyun Taekyun Association (KTK).